Jumat, 17 Juli 2009

Isra dan Mikraj

Oleh Sjaiful Hamdi Naumin

''Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.'' (QS Al-Isra' [17]: 1).

Ayat ini merupakan rujukan utama perjalanan Isra dan Mikrajnya Nabi Muhammad SAW. Sebagai bukti perjalanan menembus dimensi waktu dan tempat, dalam rangka mengambil langsung perintah shalat dari Allah SWT, tanpa melalui malaikat.Kalau Rasulullah SAW melakukan mikraj untuk mengambil perintah shalat, kini, bagi setiap Muslim, justru shalatlah sebagai sarana mikraj ke haribaan-Nya.

Ayat ini pulalah yang menjadikan Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis di Yerusalem) sebagai sarana ibadah suci umat Islam. Ayat ini juga mengajarkan umat Islam untuk berbudaya safar-musafir, berjalan, merantau, dan merasakan bahwa bumi Allah SWT itu amat luas.

Dari ayat ini pula kita mendapat sembilan pedoman, sebelum mengadakan suatu perjalanan. Pertama, subhanallah , Mahasuci Allah. Kalau kita akan melakukan perjalanan, sucikan dulu hati dan niat. Jangan terlalu sarat dengan muatan kekinian.Kedua, asra , mulailah perjalanan itu. Jangan ragu dan bimbang. Tetapkan hati. Ketiga, bi'abdihi , hamba-Nya. Mulailah perjalanan dengan merasakan diri kita sepenuhnya sebagai hamba Allah SWT, jangan sombong. Perjalanan itu jadikan pula sebagai sarana penghambaan, pengabdian (ibadah) kepada Allah SWT.

Keempat, laila , tengah malam (yang gelap). Mulailah perjalanan itu dari gelap (tidak tahu) kepada terang (memiliki ilmu). Selalu ada kemajuan. Kelima, minal Masjidil Haram ilal Masjidil Aqsha , dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha.Masjid, bisa dalam pengertian tempat shalat, tapi bisa juga dalam pengertian tempat sujud. Maksudnya, awali perjalanan dengan merendahkan diri (bersujud) dan akhiri pula dengan merendahkan diri di hadapan Allah SWT.

Keenam, alladzi barakna haulahu , yang Kami telah berkahi sekelilingnya. Maksudnya, berjalanlah di sekeliling berkah Allah SWT, yang Allah SWT ridha dan manfaatnya dilipatgandakan-Nya ( ziyadtul khair ). Ketujuh, linuriyahu min ayatina , agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari ayat-ayat Kami. Maksudnya, dari setiap perjalanan kita, lihat dan carilah ayat-ayat dan bukti-bukti kekuasaan Allah SWT.

Kedelapan dan kesembilan, innahu huassami'ul bashir , Sungguh, Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Yakinkan diri, di setiap perjalanan dan tindakanmu, Allah SWT pasti mengetahuinya. Tak satu pun yang luput dari pengetahuan-Nya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar