Jumat, 15 Mei 2009

Emosi

Oleh Sigit Indrijono

''(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepada kamu.'' (QS Alhadiid [57]: 23).

Allah SWT telah memberi karunia kepada manusia berupa perasaan hati atau emosi. Saat menghadapi berbagai macam situasi dan kondisi, secara naluri, emosi akan bereaksi. Ayat di atas memberikan petunjuk agar emosi diekspresikan secara benar.

Hanya keteguhan iman yang akan membuat seseorang bisa mengendalikan emosi dengan izin Allah SWT. Sehingga, semua qadha dan qadar-Nya akan diterima dengan ridha. Baik itu yang sesuai dengan keinginan maupun yang tidak sesuai.

Allah SWT mahamengetahui apa yang baik untuk kita. ''Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.'' (QS Albaqarah [2]: 216).

Apa pun yang terjadi, akan direspons secara positif dengan mengedepankan sikap sabar dan syukur. Ketenangan dan ketenteraman hati dirasakan. Tidak timbul kekecewaan, kegelisahan, kecemasan, dan kekhawatiran, karena yakin bahwa Allah SWT selalu menyertai kita.

Disadari bahwa kegagalan bersama keberhasilan, kekalahan bersama kemenangan, adalah siklus yang akan terus berputar. ''Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.'' (QS Annajm [53]: 43).

Tertawa dan menangis adalah ekspresi dari emosi yang bereaksi. Tertawa berlebihan akan mematikan hati nurani. Tertawa yang baik adalah yang dicontohkan Rasulullah SAW. ''Aku tidak pernah melihat Rasulullah berlebih-lebihan ketika tertawa hingga terlihat langit-langit mulut beliau. Sesungguhnya (tawa beliau) hanyalah senyum semata.'' (HR Bukhari).

Rasulullah SAW bersabda, ''Dua mata yang tidak akan terkena api neraka, yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang berjaga di jalan Allah.''

Menangis yang dimaksud dalam hadis di atas bukan tangis cengeng tanda putus asa. Tapi, menangis karena Allah SWT, yang merupakan indikator kelembutan hati dan kepekaan jiwa. Tangisan yang ditimbulkan oleh getaran-getaran keimanan dalam sanubari.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar