Rabu, 20 Mei 2009

Mari Berbuat

Oleh Yodi Indrayadi

Dan katakan, ''Berbuatlah kalian, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang Mukmin akan melihat perbuatan kalian itu.'' (QS At-Taubah: 5).Jika Descartes, filosof Prancis, mengatakan, 'Cogito ergo sum' (aku berpikir maka aku ada), Islam justru mengatakan, ''Aku berbuat maka aku ada.'' Karena salah satu tujuan utama hidup manusia di dunia ini adalah untuk 'berbuat'.

Allah berfirman, ''Dialah yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik perbuatannya.'' (QS Al-Mulk:2).Dengan demikian, berarti-tidaknya hidup seseorang, berharga-tidaknya keberadaan seseorang, dinilai dari perbuatannya. Orang yang sering berbuat, maka hidupnya akan dihargai. Sementara orang yang tidak pernah berbuat, selamanya tidak akan pernah dihargai, baik itu oleh manusia maupun Allah.

Dan, siapkah hati kita menerima kenyataan bahwa kita adalah orang-orang yang tidak ada harganya? Allah menegaskan, ''Dan masing-masing mendapat derajat menurut apa yang telah mereka perbuat dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.'' (QS Al-Ahqaf: 19).



Islam tidak pernah membatasi bentuk dan jenis perbuatan apa yang harus dilakukan. Pun, tidak menentukan kepada siapa perbuatan baik itu ditujukan. Ini artinya, apa pun bentuk dan jenis perbuatan yang kita lakukan; kecil, besar, ringan, berat, sederhana, rumit, mudah, atau sulit; dan kepada siapa perbuatan itu ditujukan; kepada manusia, binatang, tumbuhan, sungai, laut, atau benda mati lainnya; asalkan baik dalam pandangan Allah, Rasulullah, dan kaum Mukmin, maka perbuatan itu akan mengangkat derajat kita di hadapan Allah dan manusia.

Bahkan, dalam ayat lain Allah menjelaskan bahwa, jika kita berbuat baik, tidak hanya derajat atau penghargaan yang akan kita dapat, namun juga kebahagiaan duniawi dan balasan pahala akhirat yang lebih baik.Allah berfirman, ''Barangsiapa yang mengerjakan perbuatan baik, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan balasan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.'' (QS An-Nahl: 97).

Kenyataan hidup membuktikan bahwa siapa menanam benih akan memetik buah. Karena itu, alangkah baiknya bila benih yang kita tanam adalah perbuatan baik. Ketika kita berbuat baik kepada orang lain, kepada makhluk lain, atau kepada benda-benda, pada hakikatnya kita sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri. Begitu pula sebaliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar