Rabu, 03 Juni 2009

Mujahadah Plus

Oleh Imam Taufik Al Khatab

Dalam Islam, aktivitas kerja yang disertai kesungguh-sungguhan dikenal dengan istilah mujahadah . Sifat-sifat mujahadah ini mencakup setiap kinerja yang mengandalkan manajemen dan perangkat-perangkat pendukung lainnya.Namun seringkali, dalam mengusahakan sebuah cita-cita, kita menjadi terperangkap dalam rutinitas upaya dan kerja keras yang hampa akan tujuan hakiki. Kalaupun ditetapkan target dan tujuan, seringkali tidak ada hubungan sama sekali dengan sang pembuat cita-cita itu sendiri.

Inilah justru yang tak dikehendaki dalam Islam. Syarat keberhasilan lahir dan batin dalam Islam sejatinya bisa dirumuskan dari firman Allah SWT berikut, ''Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan Kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.'' (QS Al-Ankabut [29]: 69).Ayat ini tidak berbicara aktivitas jihad dalam konteks qital (berperang). Hal itu dikuatkan oleh Al-Imam As Syaukani bahwa ayat ini lebih menjelaskan aktivitas jihad dengan makna umum karena turun pada fase Makkiyah.

Dengan bahasa yang jelas dan tegas, ayat ini mensyaratkan terbukanya berbagai jalan keluar atau terbukanya jalan menuju tujuan bila mencakup dua hal. Pertama, dilakukan dengan kesungguhan. Kedua, aktivitas itu harus berada di jalan Allah SWT, dan dengan sendirinya mengharapkan ridha-Nya. (Fathul Qadhr, jilid IV, hal 266).


Segala aktivitas yang memiliki prasyarat tersebut, akan Allah SWT tunjukkan jalan-jalan menuju tujuan yang dikehendaki. Namun, disadari atau tidak, serigkali aktivitas kita hanya memenuhi syarat pertama, bahkan maksimalisasi usaha habis-habisan dikerahkan untuk porsi itu.Kita lengah dalam mengevaluasi, apakah aktivitas kita benar-benar memiliki visi dan misi yang bersifat Ilahiyah, ataukah hanya sekadar untuk urusan duniawi semata. Bahkan, sekecil apa pun urusan duniawi yang kita lakukan, sesungguhnya Islam tak pernah melepaskannya dengan nilai-nilai Ilahiyah.

Terlebih untuk sebuah kerja besar. Artinya, Islam sama sekali tidak mengenal dikotomi antara urusan duniawi dan ukhrawi. Islam mengajak kita untuk tidak hanya berusaha semaksimal mungkin dalam bekerja, tetapi juga meniatkan diri bahwa aktivitas kita ini benar-benar berada di jalan Allah SWT dan untuk keridhaan-Nya.Bila faktanya ada manusia yang sukses tanpa disertai visi dan misi berbasis keilahiyahan, ketahuilah bahwa kesuksesan itu hanya fatamorgana semata. Di sisi Allah SWT, ia belum bernilai apa-apa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar